1.
Strategi Koreksi Kelelahan Alat
dan Pasang Surut
Pengamatan berulang pada satu
lokasi dapat menghasilkan nilai percepatan gravitasi yang berbeda, sehingga memerlukan
drift and tidal correction. Drift correction merupakan koreksi akibat kelelahan alat dan tides correction merupakan koreksi
pasang surut akibat efek gravitasi yang berasal dari benda luar angkasa. Untuk
membuat koreki yang efektif dari faktor-faktor ini harus diketahui bahwa kedua
faktor tersebut bergantung pada fungsi waktu, yaitu perubahan gravitasinya
terjadi secara perlahan-lahan dalam fungsi waktu.
Salah satu cara untuk menghitung
komponen pasang surut dari medan gravitasi bumi dengan meletakkan base station yang dekat dengan daerah
survey untuk memantau medan gravitasi di lokasi survey saat bersamaan dengan
pengukuran medan gravitasi lain sedang dilakukan di daerah survey yang sama.
Perhitungan komponen pasang surut menghasilkan variasi waktu pasang surut dari
medan gravitasi bumi yang digunakan untuk memperbaiki pengamatan survey.
Prosedur ini jarang digunakan karena:
·
Memerlukan
dua alat gravitimeter, sehingga tidak layak secara ekonomi.
·
Penggunaan
dua instrument memerlukan mobilisasi dua kru lapangan yang dapat menambah biaya
survey.
·
Teknik
ini hanya mampu menghapus komponen pasang surut tidak akan menghapus drift instrument. Penggunaan dua
instrument yang berbeda akan menunjukan arus yang berbeda, sehingga diperlukan
koreksi drift tambahan.
2 2.
Koreksi Pasang Surut dan
Kelelahan Alat : Prosedur di Lapangan
Dalam penerapan koreksi
diperlukan beberapa prosedur pengamatan, yaitu:
·
Menetapkan
satu atau lebih lokasi base stasion. Lokasi base stasion harus mudah diakses
dalam pengukuran medan magnet bumi.
·
Menetapkan
lokasi titik-titik pngukuran gravitasi yang tepat dalam survey.
·
Sebelum
mengukur medan gravitasi di titik-titik pengukuran, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran di base stasiun yaitu merekam gravitasi relative di base stasiun dan
waktu dimana pengukuran gravitasi dilakukan.
·
Kemudian
dilakukan pengukuran ke titik-titik pengukuran gravitasi.
·
Setelah
beberapa periode waktu, biasanya 1 jam, kemudian kembali lagi ke base stasiun
untuk mengukur medan gravitasi relatif dan waktu dimana dilakukan pengukuran,
prosedur ini dilakukan secara berulang per jam selama pengukuran.
·
Pada
akhir pengukuran kembali ke base stasiun dan membuat satu pembacaan akhir graviti.
1 3.
Koreksi Pasang Surut dan
Kelelahan Alat : Reduksi Data
Dengan menggunakan data hasil
pengamatan secara perulangan menghasilkan grafik linear sehingga diperlukan
koreksi yang menggunakan interpolasi linear untuk menghasilkan prediksi variasi
waktu dari medan gravitasi. Contoh hasil pengamatan:
Untuk mencari nilai linear
interpolasi dapat menggunakan persamaan:
Data hasil pengamatan sbelum di
interpolasi linear menghasilkan grafik Raw
Gravity, yaitu niali gravity pada base stasiun yang tetap menghasilkan
nilai yang berbeda-beda pada setiap kali perulangan, sedangkan nilai
titik-titik pengukuran gravity menghasilkan nilai yang menanjak secara linear,
seperti yang terlihat pada grafik dibawah ini:
Sedangkan pada data hasil
pengamatan yang sudah di interpolasi linear menghasilkan grafik Reduced Gravity, yaitu setalah diinterpolasi
niali gravity di base stasiun menghasilkan nilai 0 yang menandakan bahwa data
telah di koreksi dan nilai di titik-titik pengukuran gravity juga menunjukan
tren yang berbeda dari sebelum diinterpolasi. Proses ini merupakan hasil dari
koreksi pasang surut dan keelahan alat.
B. SPATIAL
BASED VARIATIONS (VARIASI BERDASARKAN JARAK)
1 1.
Latitude Correction
Peningkatan gravitasi bumi akibat
lintang dipengaruhi oleh rotasi bumi dan lengkungan khatulistiwa. Akibat rotasi
bumi pada porosnya mengahsilakn percepatan sentrifugal yang bernilai maksimum
di equator dan bernilai 0 di kutub. Hal tersebut berlawanan dengan percepatan
gravitional bumi, sedangkan apabila geoid didekatkan dengan massa bumi dan
adanya perataan kutub maka gravitasi di kutub dapat meningkat. Efeknya yaitu
menetralkan sebagian massa yang menarik ke khatulistiwa.
.
2.Free-air Correction
Karena gravitasi berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak, maka perlu melalukan koreksi perubahan elevasi
antara stasiun dengan datum permukaan. Perbedaan ketinggian titik sangat
mempengaruhi nilai gravitasi, dengan hubungan semakin tinggi maka nilai
gravitasi semakin kecil dan semakin rendah nilai gravitasi semakin besar. Untuk
meminimalkan variasi ketinggian diperlukan koreksi udara bebas yang besarnya
0.3086 mGal/m. Koreksi ini dilakukan dengan cara jika titik pengukuran diatas
datum maka ditambahkan, dan dikurangkan apabila berada dibawahnya.
1 3.
Bouguer Correction
Massa yang terletak diantara
titik datum menimbulkan efek gravitasi, koreksi bouger bertujuan untuk
menghilangkan atau mereduksi efek gravitasi oleh massa tersebut dengan besar
0.04193 rho hmGal dimana h merupkan ketinggian titik terhadap datum dalam meter
dan rho merupakan densitas
Bouger. Penentuan rho menggunakan metode
Nettleton yaitu mencari koreksi Bouguer sebagai fungsi densitas yang paling
kecil korelasinya dengan ketinggian dalam sebuah lintasan.
1 4.
Variation in Gravity Due to
Excess Mass
Koreksi ini digunakan karena
adanya kelebihan massa dalam suatu luasan topografi. Graviti meter akan merekam
nilai yang berbeda yang sesuai dengan massa di daerah survey. Niali gravitasi
di alat gravitimeter akan terbaca lebih besar jika massa besar dan bernilai
kecil jika massa keci, sehingga diperlukan koreksi. Massa yang berlebih akan
diseimbangkan massa nya dengan cara mendekatkan terhadap lempengan terdekat,
seperti pada gambar dibawah ini.
Sumber: Arifin,
Kamar Shah. 2004
Telford,W.M.,dkk. 1990. Applied Geophysics Second Edition.
Cambridge University Press. New York.
Wahid, Abdul. Survey Geofisika, Metode Gravitasi.PPT
Shah, Kamar. 2004. G-Gravity Method.pdf
Razali, Mulkal. 2012. Sistem Koordinat.Pdf